21 Desember 2011

MEMBANGUN MAHASISWA YANG PEDULI, ADAPTIF DAN PRESTATIF DALAM MENJALANKAN PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA



Sebagai mahasiswa, wajiblah bagi mereka mengerti akan apa yang akan dan harusnya dilakukan. Tidak ada seorang mahasiswa yang masih memliki pola pikir seperti anak-anak, yang notabene hanya suka terhadap sesutau yang menyenangkan. Akankah seorang mahasiswa seperti itu?

            Menyikapi hal tersebut, mahasiswa perlulah tahu dan mengerti apa tujuan mereka melanjutkan studi dari Sekolah Menengah Atas (SMA) ke tingkat yang lebih tinggi yakni Perguruan Tinggi. Secara tidak langsung, mereka diharuskan bisa memahami tentang kehidupan sebagai mahasiswa.

Peran dan fungsi mahasiswa untuk mewujudkan perubahan bangsa sangatlah penting sebagai cikal bakal terbentuknya pahlawan peradaban. “iron stock”, merupakan fungsi yang paling dominant untuk mewujudkan hal tersebut. Iron stock diibaratkan sebagai pondasi bangunan yang orientasinya sebagai tumpuan awal dan dasar untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi.

Dan mahasiswa dituntut untuk memiliki iron stock stock tersebut. Contoh kecil, bahwa mahasiswa bukanlah anak-anak yang dalam mindsetnya terfokus terhadap hal-hal berbau menyenangkan. Memang masa kecil merupakan masa-masa yang indah dan sulit untuk dilupakan. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan usia yang semakin lama semakin tua akan tiba saatnya masa kecil tersebut diubah dengan masa-masa yang sudah  tidak memikirkan hal-hal yang seperti itu. Pada masa ini merupakan waktu yang cocok untuk iron stock tersebut.

Kemudian jika sudah tertanam pada diri mahasiswa fungsi iron stock tersebut, akan diteruskan dengan ”moral force”, yang akan menguji fungsi sebelumnya dalam moral force. Sebagai definisi, moral adalah sikap baik dan buruk yang dinilai dari tradisi dan budaya sekitar. Moral force ini untuk mengadaptasikan diri kita kepada sesuatu yang baru. Jadi, seorang mahasiswa harus menjadikan dirinya seorang yang dapat menahan dari pengaruh-pengaruh luar yang orientasinya terhadap hal-hal yang negative. Karena tidak jarang seseorang terpengaruh oleh keadaan lingkungan yang sedikit banyak terdapat negative effect yang akan membuat dirinya terjerumus ke dalam lubang kesesatan. Hal ini perlu kita “mahasiswa” garis bawahi bahwa mahasiswa harus benar-benar bisa menjaga diri dari sesuatu yang negative dalam aspek akademik maupun non akademik.

Dan “social control”, adalah satu solusi dimana kita dituntut untuk bisa memberikan kontribusi lebih untuk suatu yang lebih baik kedepannya. Dengan sesuatu yang lebih dari seorang mahasiswa, diharapkan bisa memberikan pengaruh positif bagi lingkungan sekitar yang kemudian hal tersebut menjadi ajang untuk membangun spirit baru dalam kehidupan mahasiswa. Karena dengan adanya pengaruh tersebut kita akan tertantang dan kemudian akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. Contoh: jika seorang mahasiswa sudah dapat membuat hal baru dalam kehidupan masyarakat, dan hal tersebut sangat bermanfaat. Pasti kita akan terus memiliki semangat yang lebih demi lancarnya project tersebut, karena kita tidak akan rela sesuatu yang kita ciptakan dengan susah payah, akan kita biarkan dan tidak berguna.

Dan yang terakhir adalah “agen of change”, adalah kesimpulan dari beberapa fungsi mahasiswa sebelumnya. Jika mahasiswa sudah mendapatkan point dari ketiga factor sebelumnya maka dia akan menjadi agen of change untuk menjadi pahlawan peradaban perubah bangsa yang carut marut, bangsa yang tidak teratur arahnya, bangsa yang masih belum pantas disebut bangsa yang besar. Maka kontribusi agen of change ini sangatlah diperlukan untuk merubah sisi-sisi negative yang ada dalam bangsa tersebut dan dapat mendidik orang-orang yang ada di dalamnya untuk menjadikan Negara dan bangsa yang damai, bersih dari korupsi, dan segala hal yang membuat  sebuah bangsa menjadi bangsa yang besar.

0 komentar:

Blogger Template by Clairvo