Kisah dari IPB Bogor

Oleh: Rahmatullah

Awalnya, ku tak begitu mengerti dengan hasil keputusanku. Namun smua itu kulakukan untuk kedua orang tuaku dan semua keluargaku. Yah, cuman bermodalkan keberanian dan kepercayaan diri akan potensi yang aku miliki.

Fakultas kehutanan, begitulah yang kulihat jelas saat tiba di Institut Pertanian Bogor. Yang pertama kali ku pikirkan adalah bagaimana karya ku bisa berkompetisi dengan orang-orang di luar sana. Steve jobs, albert Einstein, alva Edison, Bill Gates, dll. Semua itu membuatku bingung dan mulai membuatku tidak kerasaan dengan suasana disana. Apalagi ada sistem pemantapan dasar ilmu pengetahuan kembali setelah SMA. Ya, bisa disebut dengan nama kerennya: Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Disana kami belajar kembali beberapa pelajaran kembali, seperti; fisika, pengantar matematika, sosiologi, biologi, dll. Karena di mind set-ku sudah ada kata “bosan dan jenuh”, semua itu kulewati dengan ketidak seriusanku. Atau bisa dikata lain sebagai formalitas saja.

Setelah dari kuliah semester 2 , semua nilai kuliah pun datang menghampiri ibu dan bapakku. Mereka heran dengan nilai-nilai yang kuperoleh. “bagaimana bisa kamu dapat nilai yang standar begini nak? Biasanya kamu lebih jauh dari nilai ini. Pasti gara-gara organisasi2mu itu ya?” tanya ibuku sambil memasak hidangan makan malam.
 

“iyya bu, tapi itu ku lakukan sudah maksimal loh” jawabku sambil menahan tawa

Ya, ku yakin ibu dan bapakku belum tahu betul akan posisiku saat itu. Tapi, yang menjadi beban besar dariku adalh menjadi pribadi yang bisa jadi contoh baik untuk adik kakakku, keluarga, dan teman-temanku yang lain. NIlai IP yang besar, ku yakin tidak bisa memberikan motivasi yang lebih bagi mereka. Menjadi delegasi, menjadi mahasiswa berprestasi, jadi ex-change studentlah yang bisa memotivasi semua orang disana. Hahaha :D Aku hanya perlu waktu tuk buktikan ke semua orang aku bisa dapatkan ide cemerlangku.

THH- Teknologi Hasil Hutan, begitulah setelah ku pulang dari rumah. Sekali lagi, ku tertekan dengan apa yang seharusnya kulakukan agar ku bisa lebih dan lebih dari teman kelasku, semua teman sekolah, se-IPB, se-indonesia, dan bahkan se-dunia. Ya, ku terus  mencari itu. *bisa lebih dari steve Jobs dan Bill Gates

Sampai pada  waktu itu (ku tak ingat dengan waktunya), ku dapatkan film motivasi “Beautiful Mind”, sebuah kisah orang gila John Nash yang meninggalkan sekolahnya untuk mendapatkan ide yang gemilang.yang pada akhirnya, dia mendapatkan sebuah noble ekonomi dan jasa-jasanya terkenal di seluruh dunia, sbeuha kerja keras dari perjuangannya selama ini. Dan bukan satu film itu saja, Ku dapatkan banyak buku-buku biografi-biografi, sperti;  Alm.Prof. Andi Nasoetion (Penggagas SNMPTN, teori-teori pemikiran, statistika), dll.

Sampai pada akhirnya ku tahu itu semua Allah atur dengan pengaturan yang tidak aku duga-duga. Hanya ku tuiliskan mimpi-mimpiku di kamar belajarku di kosan, berusah mewujudkannnya dan berdoa. Ya alhamdulillah sudah 11 mimpi (kira-kira) sudah aku capai. Alhamdulillah… :D

 Baru-baru ini ku menjadi delegasi Indonesia dalam South East Asia Forest Youth Meeting (SEAFYM) di Bogor Indonesia. Terimakasih ibu dan bapak yang terus mendukungku, terimakasih teman-temanku yang setia menjadi motivasiku, terimaskih mas Danang yang menjadi pelopor mimpi-mimpi kecilkertasku, dan terimakasih untuk semua orang menginspirasi dan member saran-saran untukku.

Dalam harap, untuk menggapai mimpi-mimpi selanjutnya. Amin…